Macet, macet, macet. Jakarta tambah macet. itu keluhan semua orang. ya, hampir semua orang teriak begitu. rasanya kita rindu melewati jalan-jalan jakarta dengan nyaman, tanpa perasaan tertindih tindih, tanpa harus terus menekan klakson dan pedal rem. Jakarta kian macet. bahkan bertambah-tambah saja tarafnya. tak peduli, bila gubernur sekarang adalah Jokowi yang disebut-sebut sebagai calon kuat presiden 2014, kemacetan mengular dan menggurita ke seluruh Jakarta. nah, lantas karena macet ini, orang, sebetulnya para politisi, menuding Jokowi gagal. Jokowi dicap tanpa kinerja, tanpa prestasi. lihatlah, jakarta tambah macet, teriak mereka, para politisi itu tepatnya. jakarta itu memang tambah macet, tambah sumpek. tetapi hemat saya bukan karena faktor tunggal jokowi. sebab kemacetan ini umurnya sudah sekian gubernur. artinya penyakit lama. bila kita setuju kemacetan adalah penyakit menahun, maka treatmennya pun butuh masa, butuh proses. tidak seperti penyakit panu, yang bisa sembuh