Skip to main content

Posts

Showing posts from 2013

desain cover buku

ini desain cover buku saya. dibuat dengan corel x4. masih simple ya...

belajar corel (desain ke 2)

dapet tutorial bikin tulisan pecah...ya ane coba aja. begini hasilnya.... untuk tutorialnya, monngo disedot linknya: http://idesainesia.com/tutorial-membuat-efek-teks-pecah-di-coreldraw ya, masih blon bagus sih...namanya juga belajar.....

belajar membuat brosur

 ini dia desain brosur perdana saya:::(ini hasil contekan dari sebuah brosur) ya, belum begitu bagus sih. karena namanya juga belajar.... hehehe

Bang Rhoma di TV One

Untuk yang kesekiannya saya melihat Bang Rhoma di TV One. bukan untuk menyanyi, atau ceramah agama, tetapi berbicara sebagai salah seorang yang mengajukan diri sebagai bakal capres. kali ini yang didiskusikan adalah kontroversi pembubaran MK oleh BR, dengan alasan-alasan yang bagi banyak orang justru salah tempat. saya tak terlalu banyak berharap dengan diskusi itu. apalagi sendari awal, TV One seperti ingin menguliti BR. Saya justru prihatin dengan BR ini, beberapa kali dia masuk TV, tetapi justru yang saya lihat hanya menjatuhkan dirinya. ya, menjatuhkan dirinya. saya bertanya-tanya dalam hati, apakah BR ini tak punya konsultan politik? saya mengingat, pertama kali menyaksikan BR dalam acara mata najwa. di situ, terlihat sekali bila BR tak menguasai persoalan sebab dia dibantai oleh Najwa. dari acara itu, saya berharap BR mengambil pelajaran. paling tidak banyak membaca, dan memiliki konsultan politik yang mampu memperbaiki komunikasi politiknya. itu harapan saya. hari ini

Apa Artinya Teman?

Sungguh tak enak, melontarkan kemarahan pada seseorang yang kita anggap teman. ditambah lagi, saya lakukan karena masalah yang sangat remeh. ya, sangat remeh. saya merasa bodoh, sebab marah tanpa memikirkan dampak dan hubungan selanjutnya. saya merasa bodoh, karena marah pada hal-hal remeh. secara gentleman, saya meminta maaf padanya. mengakui kebodohan saya. tetapi saya pikir, semuanya tak akan sama. apa lagi, setelah hari ini, teman saya itu, sudah harus berpindah aktivitas. artinya tidak akan lagi ada hubungan yang intens seperti layaknya dulu. maka mengelola emosi adalah hal penting dalam percakapan kita kali ini. kita boleh saja marah, tetapi marahlah disaat dan waktu yang tepat. artinya marah yang tepat sasaran, marah yang mencerahkan. marahlah ketika dengan marah itu dapat menyadarkan orang lain atas kesalahan yang mereka buat. marahlah karena prinsip-prinsip yang tak bisa ditoleran. pada kasus saya di atas, kemarahan saya justru menjadi blunder. karena dua hal, pertama se

THR

ribut-ribut tentang THR anggota dewan itu mengesalkan. mengesalkan karena penuh sandiwara. orang, publik sudah paham, bagaimana kotornya para anggota dewan itu. suap menyuap, itu praktik sehari-hari. yang lebih mengesalkan lagi, kita membayar mereka. ya, kita membayar mereka untuk melakukan semua sandiwara itu. saya sebetulnya malas menulis tentang kelakuan mereka itu. tetapi rasanya gatal tangan ini melihat semua penyangkalan dan sandiwara mereka. gatal tangan ini, mungkin karena saya masih cinta juga dengan negeri ini, dan sungguh tak rela membiarkan penipu-penipu itu tidur nyenyak. jadi, biarlah mereka yang disebut oleh Rudi itu menyangkal. itu hak mereka. kita hormati itu. tetapi, sudah banyak terjadi, penyangkalan-penyangkalan itu berujung penangkapan. jadi biarkan saja KPK yang akan membongkarnya....

Belajar Corel draw itu mudah

ya belajar corel draw itu mudah. semudah belajar MS word. ya, tak ada bedanya. benar, sama saja. ini yang disampaikan oleh seorang desainer pada saya. saya cukup terkejut juga mendapat jawaban baru itu. coba pikirkan, ketika anda menggunakan MS word, anda melakukan editing, lay out, mengklik ini itu. lalu merapikan baris, dll. ya sama. itu juga yang berlaku di corel. intinya adalah tool, akrabkan diri dengan tool. lalu semua terserah pada anda. mudah, sangat mudah. saya sendiri, merasa tercerahkan dengan pendapat itu. ya, terjadi perubahan cara berpikir dalam kepala saya. benar juga, bila kita merasa itu mudah maka selanjutnya pun begitu.... cara berpikir. itu kuncinya. mudahkan saja, jangan dipersulit.

Macet Jakarta itu

Macet, macet, macet. Jakarta tambah macet. itu keluhan semua orang. ya, hampir semua orang teriak begitu. rasanya kita rindu melewati jalan-jalan jakarta dengan nyaman, tanpa perasaan tertindih tindih, tanpa harus terus menekan klakson dan pedal rem. Jakarta kian macet. bahkan bertambah-tambah saja tarafnya. tak peduli, bila gubernur sekarang adalah Jokowi yang disebut-sebut sebagai calon kuat presiden 2014, kemacetan mengular dan menggurita ke seluruh Jakarta. nah, lantas karena macet ini, orang, sebetulnya para politisi, menuding Jokowi gagal. Jokowi dicap tanpa kinerja, tanpa prestasi. lihatlah, jakarta tambah macet, teriak mereka, para politisi itu tepatnya. jakarta itu memang tambah macet, tambah sumpek. tetapi hemat saya bukan karena faktor tunggal jokowi. sebab kemacetan ini umurnya sudah sekian gubernur. artinya penyakit lama. bila kita setuju kemacetan adalah penyakit menahun, maka treatmennya pun butuh masa, butuh proses. tidak seperti penyakit panu, yang bisa sembuh

Mobil-Mobil Akil

ada lebih dari 30  mobil yang disita KPK. sekali lagi tiga puluh biji mobil. ini seperti jumlah mobil dalam sebuah show room, ya luar biasa. mari dipikirkan, berapa rupiah yang bisa kita dapatkan dari 30 buah mobil itu. katakanlah, rata-rata harga mobil itu 300 juta, maka bila dikalikan dengan 30 hasilnya 9 milyar. luar biasa.

Hari ahad

selain berarti libur, ahad berarti juga hari keluarga. hari ayah dan anak, suami dan istri berkumpul tanpa disela kegiatan yang bernama urusan kantor. hari ahad ini juga berarti hari persatuan emosi, penyatuan cinta, dan perekatan harmoni. hehehe lebay ya. memang begitu. di hari-hari lain, sering kali sebuah keluarga, karena kesibukan masing-masing anggota keluarga seperti saling memunggungi. memunggungi karena berbagai hal. si ayah bekerja, si istri mengurus ini itu, dan anak-anak ribut dengan sekolah. semua aktivitas itu, seperti mengikis secara perlahan, pelan-pelan, rekatan relasi tiap anggota keluarga. kikisan ini, memang tak terlihat, tapi bisa dirasakan. bila lama dibiarkan, tak diobati, bukan mustahil akan berdampak buruk.

Mau dicintai Rakyat? jiplak saja JKW, simple

siapa yang tak kenal jokowi? saya  yakin sebagian besar orang Indonesia kenal. namanya berkibar-kibar sejak menjadi walkot Solo, dan terus menjulang sejak duduk di DKI 1. banyak pengamat mengatakan, jokowi itu fenomenal. ya fenomenal, sebab dia seperti keluar dari stereotif politisi Indonesia, yang biasanya jaim, penuh protokoler, jarang sekali berbaur dengan rakyat, dan sering kali terkesan sok pintar. Nah, pada jokowi, kita tidak melihat semua hal itu. Rakyat menilai JKW sebagai gubernur yang merakyat, apa adanya. Wajahnya yang tidak ganteng itu, justru memperkuat imej positifnya. ditambah lagi, beberapa langkah positifnya yang memberi efek nyata. rakyat makin suka dengan Jokowi. Apakah tidak berlebihan? Ya, menurut saya agak berlebihan sih. tapi secara umum, itulah yang saya rasakan menggelayuti pikiran publik. lalu terdengarlah impian orang-orang untuk menjadikannya Capres 2014. berlebihan kah? Ya, kalau yang ini , menurut saya tidak. jadi disaat orang lain, politisi lain sib

Teman Lama

Apa yang paling menyenangkan ketika bertemu teman lama? Menurut saya adalah kenangan. Ya kenangan yang tiba-tiba muncul lagi, seolah-olah kembali dan kita menikmatinya. Pagi tadi, ketika anak saya yang kedua, zifa, meminta jatah susu hariannya (saya harus membawanya berkeliling kompleks lalu wajib membelikannya sekotak susu ultra bila tidak sudah pasti anak saya ini akan ngambek), secara tak sengaja  bertemu dengan teman lama, gandos sebut saja begitu namanya. kami bersalaman, saling tersenyum. lalu cerita mengalir begitu cepat. kenangan-kenangan seperti lumpur dasar kali yang terangkat ke atas, meluncur dan menderaikan kami. ah tak terasa, hampir 45 menit waktu berjalan. sungguh tak terasa. hanya rengek anak saya yang kemudian memutus reuni itu. begitulah, teman lama, cerita, kenangan yang terangkat, adalah kenikmatan. beruntunglah saya, memiliki teman...hehhee

Melihat Mahasiswa Sekarang

Ya, judulnya agak aneh. dan kesannya saya sudah begitu tua. tapi, itulah yang terbetik di kepala ini. judul itu yang melayang-layang. tulisan ini muncul karena saya sering keluar masuk undip. Undip tahu kan? Universitas yang berlokasi di semarang, dan cukup terkenal. karena seringnya blusukan ke Undip, maka otomatis frekuensi perjumpaan dengan mahasiswa di kampus itu juga meningkat. ya, meningkat dan bahkan sering. beberapa kali, saya agak merasa iri dengan mereka. yup, terlihat sekali, kemudahan kehidupan mereka. tanpa beban, dan asyik saja dengan dunia mereka. apakah mereka tak mengenal susah? kenal tapi mudah kami lupakan, sebab kami muda..itu mungkin jawab mereka. ya, masuk akal. usia muda, energi melimpah-limpah, maka mudah saja melupakan beban. beban itu tak ada, yang ada hanya kesenangan, teriak mereka. saya tersenyum sendiri. sebab di muka saya beberapa mahasiswa seperti mengiyakan jawaban saya. tak ada beban yang terlalu berat bagi mahasiswa, bila dibandingkan dengan keh

Sibuknya Akhir Tahun

Tiap kali akhir tahun datang, sudah ditakdirkan kesibukan saya meningkat 2-3 kali lipat. Piuhh. Apa sebab? biang keroknya adalah proyek-proyek yang belum selesai sementara anggaran pemerintah sudah menjerit jerit hendak ditutup. walhasil, saya kelimpungan untuk mengejar-ngejar dokumen, dan tentu saja penyelesain produksinya. kalau sudah demikian, pulang malam, lembur, menjadi santapan. belum lagi persoalan pembayaran jaminan bank yang kerap bikin ketar ketir. sebab bila sampai terkena langkah-langkah akhir tahun, alamat saya harus menyediakan dana double. ya double. mengesalkan bukan? maka, diakhir tahun ini, mudah-mudahan berakhir dengan senyuman...seperti tahun kemarin....hehehe

Hatta Rajasa dan Jokowi

Seperti biasanya tiap kali hendak ke kantor saya menyempatkan diri menonton berita dari TV one atau Metro TV.  Pagi tadi berita masih serupa seperti kemarin, letusan gunung Sinabung, kasus-kasus korupsi, Hakim Artidjo, demo dokter dan beberapa berita kriminal. ah masih sama, gumam saya. sudahlah saya memutuskan untuk  mematikan televisi. tetapi beberapa detik sebelum tangan saya menyentuh tombol off di remote, penyiar tv membacakan berita tentang HR dan Jkw yang secara bersamaan menggunakan commuter line. otomatis tangan saya berhenti dan mata ini tertarik untuk mengikuti berita tesebut. ada apa ini, begitu batin saya. Tak seperti biasanya HR menyempatkan diri berbaur dengan rakyat biasa. sosok HR biasanya terdefinisikan sebagai elit, jauh dari rakyat. pertanyaan yang timbul secara spontan dibenak saya adalah: apakah ini bentuk pencitraan menjelang pilpres? well masuk akal. apalagi di samping HR ada sosok Jokowi yang kini tengah melambung. berbaur dengan rakyat, blusukan, atau

Memulai Lagi

Bismillah... ada sesuatu yang membuat saya ingin kembali menulis. perasaan perasaan yang membikin resah. bahkan kecewa dengan keadaan diri. yap, evaluasi. belakangan, ada kemunduran, keterbelakangan, dari diri saya. mulai malas menulis, malas membaca, dan rasanya mulai jadi tolol. mulai jadi tolol inilah yang membikin saya kalap. malu sendiri tepatnya. sebab, kalau saya tambah tolol dan ngga berubah, bagaimana saya bisa menghadapi semua tantangan kehidupan ini? ya kedengarannya agak bombastis. tapi kira-kira itulah latar belakangnya.. hal lain yang perlu gua ungkap di sini adalah, keinginan hati untuk berbuat dan menghasilkan sesuatu. sesuatu yang berguna tentunya, dan bisa paling tidak menjadi catatan pribadi bahwa saya telah memulai sesuatu. mudah-mudahan saya bisa terus menulis, menulis dan menulis...